6.07.2009

PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN

Organ-organ yang terlibat anatara lain : ginjal, paru-paru, jantung, kelenjar pituitary, kelenjar adrenalin dan kelenjar paratiroid.

a. GINJAL
Secara normal menyaring 170 liter plasma setiap hari pada orang dewasa, sementara pada saat yang sama hanya mengekskresi 1,5 liter urine.
Ginjal nerfungsi secara otonom maupun dalam merespon terhadap pembawa pesan yang dibawa oleh darah, seperti aldosteron dan ADH.
Fungsi Utama Ginjal :
Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan ekskresi cairan tubuh.
Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan dan ekskresi selektif substansi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Pengaturanph CES melalui retensi ion-ion hydrogen
Ekskresi sampah melabolikdan substansi toksik.

b. JANTUNG DAN PEMBUKUH DARAH
kerja pompa jantung mensirkulasikan darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilakan urine.
Kegagalan kerja pompa jantung ini mengganggu perfusi gijal karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.
c. PARU-PARU
Melalaui ekshalasi, apru-paru membvuang kira-kira 300 ml air setiap hari pada orang dewasa.
Kondisi-kondisi abnormal seperti tachipneu atau batuk yang terus menerus meningkatkan kehilangan air.
Paru-paru juga mempunyai peran penring dlam mempertahankan keseimbangan asam basa.
d. KELENJAR PITUITARI
Menghasilkan hormon anti deuritik (ADH), yang tersimpan dalam kelenjar pituitari poaterior dan melepaskan jika diperlukan.
Fungsi ADH termasuk mempertahankan tekanan osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air pleh ginjal dan dengan mengatur volume darah.
e. KELENJAR ADRENALIN
Menghasilkan hormon aldosteron yang disekresi di korteks adrenal
Peningkatan sekresi aldosteron menyebabakan retensi natrium dan air serta kehilangan kalium.

f. KELENJAR PARATIROID
Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalaui hormin paratiroid (PTH).


MEKANISME HOMEOSTATIS LAIN
1. Baroreseptor
Baroreseptor adalah resepotr saraf kecil, mendeteksi perubahan perubahan pada tekanan dalam pembiluh darah dan menyampaikan informasi ini kepada SSP.
Jika tekanan arteri menurun, baroreseptor menyampaikan impuls impuls yang lebih sedikit dari sinur karotis dan arkus aorta ke pusat vasomotorik, sehingga merangsang sraf simpatis dan mengfhambat saraf para simpatis.
Rangsangan simpatis menyebabkan kontriksi pada arteriol renalis; hal ini meningkatkan pelepasan aldosteron, menurunkan filtrasi glomelurus, dan menngkatkan reabsorbsinatrium dan air.
Hasil nakhir dari prsoes ini yaitu pningkatkan frekuensi jantung/konduksi, dan peningkatan kontraktilitas dan peningkatan volume darah yang bersirkulasi.

2. Osmoreseptor
Terletak pada permukaan hipolamus, merasakan perunbahan dalam konsentrasi natrium.
Jika tekanan osmotik meningkat, neuron-neuron mengalami dehidrasi dan dengan cepat melepaskan impuls ke pituitari posterior yang meningjkatkan pelepasan ADH.

3. Mekanisme Rasa Haus
Mulut dan tenggirikan yang kering mengtirimkan impuls ke puat rasa haus di hipotalamus
Penigkatan tekanan osmoitk plasma menstimulasi osmoreseptor di hipotalamus sehingga menimbulkan sensasi rasa haus.
Penurunana tekanan darah merangsang pelepasan renin, yang pada akhirnya akan menimbulkan produksi angiotensin II yang merangsang pusat rasa haus.

4. Efek Aldosteron
TD menurun menimbulkan pelepasan Renin di JGA
Renin mengubah Angiotensinogen menjadi Angiotensin I
Angiotensin I mengubah ACE (Angiotensin Converting Enzime) menjadi Angiotensin II di paru-paru.
Angiotensin II mempengaruhi kelenjar adrenal melepaskan aldosteron.
Angiotensin II merangsang vasokontriktor
Aldos juga disekresi jika kadar garan meningkat.

0 komentar:

 
© free template by Blogspot tutorial